Buah Kopi Arabika |
Tanimedia ~ Asal kopi Arabika adalah pegunungan Ethiopia (Afrika). Di negara asalnya kopi tersebut tumbuh baik secara alami di hutan-hutan pada dataran tinggi sekitar 1.500 - 2.000 m dari permukaan laut. Sejak tahun 575 kopi tersebut tersebar ke negara Arab 575. Tetapi baru pada abad XV, yaitu pada tahun 1450 kopi itu menjadi minuman seperti sekarang.
Kopi Arabika (Coffea arabica) pertama sekali dibawa ke Jawa pada tahun 1696 oleh bangsa Belanda. Tanaman ini ternyata mati semua akibat banjir, sehingga pada tahun 1699 didatangkan lagi bibit-bibit baru. Percobaan penanaman kopi pada mulanya dilakukan di sekitar Jakarta. Setelah percobaan penanaman di daerah ini berhasil, kemudian biji-biji kopi itu dibagi-bagikan kepada para Bupati di Jawa Barat untuk ditanam di daerah masing-masing, ternyata hasilnya pun baik.
Sejarah mencatat untuk pertama kalinya pelelangan kopi asal Jawa di Amsterdam dilakukan pada tahun 1712 dan sejak itu pasaran kopi Eropa mengenal baik “Java coffee” . Hasil-hasil kopi tersebut harus diserahkan kepada V.O.C. dengan harga yang sangat rendah, dengan penyerahan secara paksa. Maka tanaman yang semula hanya sebagai tanaman percobaan, akhirnya menjadi tanaman yang dipaksanakan kepada petani. Setelah diketahui bahwa tanaman kopi itu hasilnya terus meningkat, maka perluasan tanaman terus ditingkatkan, terutama di pulau Jawa. Selanjutnya tanaman itu lebih dipaksakan lagi dengan adanya "Culturstelsel". Mulai saat itu banyak pengusaha yang memperluas usahanya dalam bidang perkebunan kopi, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Selanjutnya tanaman perkebunan kopi berkembang pesat setelah dikeluarkan Undang-undang Agraria tahun 1870. Perusahaan perkebunan dapat memperluas usahanya pada tanah milik negara dengan jangka waktu yang sangat panjang. Mula-mula tanaman perkebunan kopi ini banyak terdapat di Jawa Tengah, yaitu daerah Semarang, Sala, Kedu, dan Jawa Timur terutama di daerah Besuki dan Malang. Sedang di Sumatera terdapat di Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, dan Nangro Aceh Darussalam.
Selama kira-kira satu abad kopi Arabika berkembang sebagai perkebunan rakyat. Tanaman kopi sebagai perkebunan pertama diusahakan di Jawa Tengah (Semarang dan Kedu) pada awal abad ke 19, sedangkan perkebunan kopi di Jawa Timur (Kediri dan Malang) diusahakan pada akhir abad ke 19, dan di Besuki pada tahun 1890 – 1900. Selama hampir 2 abad kopi Arabika ditanam secara komersial di Indonesia. Tanaman kopi Arabika merupakan tanaman yang paling banyak dan paling awal dikembangkan baik di dunia maupun di Indonesia. Tetapi perkembangan budidaya kopi Arabika mengalami kemunduran yang hebat karena serangan penyakit karat daun (Hemileia vastatrix) yang masuk ke Indonesia sejak tahun 1876. Akibatnya kopi Arabika hanya bertahan pada daerah-daerah tinggi (1.000 m ke atas), dimana serangan penyakit ini tidak begitu hebat.
Jenis kopi Arabika mempunyai ciri-ciri dan sifat-sifat sebagai berikut: daun kecil, halus dan mengkilat, panjang daun 12 - 15 cm, dan lebar 6 cm. Biji buah lebih besar, berbau harum dan rasanya lebih enak. Bila batang tak dipangkas, tinggi pohon bisa mencapai lebih dari 5 m dengan bentuk pohon yang ramping.
Kopi Robusta (KLIK)
Kopi Liberika (KLIK)