KOPI ROBUSTA

Pohon Kopi Robusta
Tanimedia ~ Pada tahun 1878 timbul serangan penyakit karat daun yang diperkirakan berasal dari Sri Langka dan menyebar cepat ke seluruh perkebunan kopi di Jawa.   Karena sulit dikendalikan, maka sejak tahun 1900 dikembangkan kopi jenis robusta (Coffea canephora) yang relatif tahan terhadap penyakit karat daun.   Jenis kopi robusta ini kemudian berkembang pesat hampir ke seluruh wilayah Indonesia.

Kopi canephora juga disebut kopi robusta.  Nama robusta dipergunakan untuk tujuan perdagangan, sedang canephora adalah nama botanis.  Jenis kopi robusta berasal dari hutan katulistiwa di Afrika, dari pantai barat sampai Uganda.

Sifat-sifat khusus dari jenis robusta ialah: bau dan rasanya tidak se-enak kopi arabika, tetapi produksinya jauh lebih tinggi.  Karena rasanya tidak se-enak kopi arabika, maka harganya lebih rendah.  Tanaman di kebun, pemeliharaannya lebih mudah sehingga dapat menghemat biaya pemeliharaan. Daun lebih kecil, dengan permukaannya agak berombak, dan dari batangnya banyak tumbuh cabang-cabang.  Saat ini sekitar 90% dari areal kopi Indonesia adalah kopi robusta.

Kopi arabika yang ditanam di Indonesia umumnya varietas typica.  Dari varietas ini diperoleh kultivar yang banyak ditanam di Jawa Timur (Dataran tinggi Ijen) yaitu kultivar Blawan Pasumah.  Kultivar ini peka terhadap penyakit karat daun, sehingga ditanam pada ketinggian 1.000 m ke atas.

Kopi robusta secara komersial ditanam hingga ketinggian 800 m, maka ada zone dengan jarak vertikal 200 m yang kosong (zonal gap) yang tidak bisa ditanami kopi.  Untuk mengatasi zonal gap, pada tahun 1929 telah didatangkan kopi arabika varietas abessinia yang relatif resisten terhadap penyakit karat daun dan dapat ditanam pada ketinggian 700 m ke atas.  Dengan demikian maka zonal gap secara pontensial dapat diatasi.

Pada tahun 1955 didatangkan lagi beberapa kultivar kopi arabika dan terpilih beberapa nomor lini S, yang berasal dari India yang tahan terhadap penyakit karat daun dan dapat ditanam pada ketinggian 500 m ke atas.  Dengan demikian seluruh zone vertikal potensial dapat ditanami kopi, dengan overlapping zone setinggi   300 m (antara ketinggian 500 dan 800 m) secara komersial dapat ditanam kopi robusta dan kopi arabika.

Kopi Arabika (KLIK)
Kopi Liberika (KLIK)