KOPI ROBUSTA

Pohon Kopi Robusta
Tanimedia ~ Pada tahun 1878 timbul serangan penyakit karat daun yang diperkirakan berasal dari Sri Langka dan menyebar cepat ke seluruh perkebunan kopi di Jawa.   Karena sulit dikendalikan, maka sejak tahun 1900 dikembangkan kopi jenis robusta (Coffea canephora) yang relatif tahan terhadap penyakit karat daun.   Jenis kopi robusta ini kemudian berkembang pesat hampir ke seluruh wilayah Indonesia.

KOPI LIBERIKA

Daun Kopi Liberika
Tanimedia ~ Kopi Liberika (Coffea liberica) dimasukkan ke Indonesia tahun 1875, sebagai usaha untuk mengatasi penyakit karat daun yang pada waktu itu telah menghancurkan perkebunan kopi di Indonesia dan Sri Langka.  Jenis kopi Liberika berasal dari dataran rendah Monrovia di daerah Liberika.  Kopi Liberika penyebarannya sangat cepat pada waktu kopi Arabika diserang Hemileia vastatrix, sebab jenis kopi ini diperkirakan tahan terhadap Hemileia vastatrix, akan tetapi ternyata tidak memenuhi harapan sehingga jenis kopi Liberika diganti dengan jenis kopi Robusta.

KOPI ARABIKA

Buah Kopi Arabika
Tanimedia ~ Asal kopi Arabika adalah pegunungan Ethiopia (Afrika). Di negara asalnya kopi tersebut tumbuh baik secara alami di hutan-hutan pada dataran tinggi sekitar 1.500 - 2.000 m dari permukaan laut.  Sejak tahun 575 kopi tersebut tersebar ke negara Arab 575.  Tetapi baru pada abad XV, yaitu pada tahun 1450 kopi itu menjadi minuman seperti sekarang. 

Kopi Arabika (Coffea arabica) pertama sekali dibawa ke Jawa pada tahun 1696 oleh bangsa Belanda.  Tanaman ini ternyata mati semua akibat banjir, sehingga pada tahun 1699 didatangkan lagi bibit-bibit baru.  Percobaan penanaman kopi pada mulanya dilakukan di sekitar Jakarta.  Setelah percobaan penanaman di daerah ini berhasil, kemudian biji-biji kopi itu dibagi-bagikan kepada para Bupati di Jawa Barat untuk ditanam di daerah masing-masing, ternyata hasilnya pun baik.

MORFOLOGI BUAH KELAPA SAWIT

Buah Kelapa Sawit
Tanimedia ~ Buah sawit mempunyai warna bervariasi mulai dari hitam, ungu, hingga merah tergantung pada varietas tanamannya. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari setiap ketiak pelepah daun. Dalam satu tandan, umumnya terdapat sekitar 2.000 buah sawit dengan tingkat kematangan yang bervariasi.  Tandan yang dianggap matang atau layak panen adalah tandan yang telah berwarna merah jingga. Warna tersebut timbul karena meningkatnya kandungan karotena (pigmen warna merah alami) yang berada di bagian kulit buah sawit yang matang.  

Morfologi Daun, Batang, dan Akar Kelapa Sawit

Daun Kelapa Sawit
Tanimedia ~ Morfologi tanaman kelapa sawit perlu diketahui agar kita dapat menentukan perlakuan-perlakuan yang tepat untuk pemeliharaan kelapa sawit baik di TBM maupun di TM. Berikut kami jelaskan tentang morfologi tersebut.

Daun
Daun kelapa sawit tersusun majemuk menyirip membentuk satu pelepah yang panjangnya antara 7,0--9,0 m, dimana jumlah anak daun setiap pelepah berkisar antara 250--400 helai.  Pada pohon kelapa sawit yang dipelihara, dalam satu batangnya terdapat 40--50 pelepah daun, sedangkan untuk kelapa sawit liar jumlahnya bisa mencapai 60 pelepah.  Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat, sedangkan daun tua berwarna hijau tua dan segar.  Tanaman kelapa sawit tua membentuk 2--3 pelepah daun setiap bulannya, sedangkan tanaman muda menghasilkan 4--5 daun setiap bulannya.  Produksi daun per-bulan dipengaruhi oleh faktor umur, lingkungan genetik, dan iklim.

Luas permukaan daun sangat berpengaruh terhadap produktivitas hasil tanaman.  Semakin luas permukaan daun maka produktivitas hasil tanaman akan semakin tinggi. Hal ini terjadi karena proses fotosintesis akan berjalan dengan baik pada jumlah daun yang banyak, namun luas permukaan daun yang melebihi titik optimal justru dapat menyebabkan laju transpirasi tanaman tinggi, pemborosan fotosintat untuk pertumbuhan vegetatif daun, dan penurunan produktivitas hasil tanaman.  Proses fotosintesis akan optimal jika luas permukaan daun mencapai 11 m2. 

Luas daun tanaman kelapa sawit dapat dihitung dengan rumus  sebagai berikut:

A = P . L . k

Keterangan :
A = Luas daun (cm2),
P = Panjang daun (cm),
L = Lebar daun (cm),
k = konstanta;
  (a) 0,57 untuk daun belum membelah (lanset) pada pre nursery,
  (b) 0,51 untuk daun yang telah membelah (bifourcate).

Batang
Kelapa sawit tergolong tanaman yang memiliki biji keping satu (monokotil) oleh karenanya batang kelapa sawit tidak berkambium dan pada umumnya tidak tumbuh bercabang, kecuali pada tanaman yang tumbuh abnormal. Batang kelapa sawit tumbuh tegak lurus (phototropi) dan dibungkus oleh pelepah daun. Bagian bawah batang umumnya lebih besar dibanding bagian atasnya. Hingga umur tanaman tiga tahun, batang kelapa sawit masih belum dapat terlihat karena masih terbungkus oleh pelepah daun.
Batang Kelapa Sawit

Setiap tahun, tinggi batang kelapa sawit bertambah pada kisaran 45 cm tergantung umur tanaman, ketersediaan hara, keadaan tanah, iklim, dan genetik tanaman.  Tinggi tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan maksimum mencapai 15--18 m, sedangkan kelapa sawit liar tingginya dapat mencapai 30 m.

Akar
Kecambah kelapa sawit yang baru tumbuh memiliki akar tunggang, tetapi akar ini akan mati  pada umur 2 minggu setelah penanaman di pre-nursery dan akan segera digantikan oleh akar serabut.  Akar serabut memiliki sedikit percabangan, membentuk anyaman rapat dan tebal. Sebagian akar serabut tumbuh  urus ke bawah dan sebagian tumbuh mendatar ke arah samping. Jika aerasi dan drainase cukup baik akar tanaman kelapa sawit dapat menembus hingga kedalaman 8 meter didalam tanah, sedangkan yang tumbuh ke samping biasanya mencapai radius 16 m. Kedalaman ini  tergantung umur tanaman, genetik, sistem pemeliharaan, dan aerasi tanah.

Bunga (KLIK)