PROSPEK KOMODITAS KOPI NASIONAL

Prospek Komoditas Kopi
Tanimedia ~ Bagi petani, kopi bukan hanya sebagai minuman segar dan berkhasiat, tetapi mempunyai arti ekonomi yang cukup penting.  Kopi menjadi sumber pendapatan bagi para petani. Tanaman kopi tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur.  Sebagian besar (95,9%) diusahakan dalam bentuk perkebunan rakyat dan sisanya 4,1% berupa perkebunan besar baik oleh PTP Nusantara maupun swasta yang  sebagian besar terdapat di Jawa Timur dan Jawa Tengah.


Volume ekspor kopi Indonesia dewasa ini berkisar 300 – 400 ribu ton per tahun.  Pada tahun 2000-an volume ekspor kopi Indonesia berfluktuatif namun ada sedikit peningkatan. Luas areal kopi rakyat tiap rumah tangga petani berbeda-beda di masing-masing wilayah.  Sedangkan secara nasional rata-rata 1,44 ha.  Di Sumatera luas areal tanaman kopi rakyat rata-rata 1,71 ha, di Jawa 0,79 ha,  di Sulawesi 1,53 ha, dan di Bali/NTT  1,56 ha per keluarga.

Jumlah rumah tangga petani kopi lebih dari dua juta keluarga.  Jumlah tersebut belum termasuk tenaga kerja di sektor perkebunan besar dan di sektor perdagangan dan industri kopi.  Pada periode 2003 – 2007 nilai ekspor kopi Indonesia rata-rata berjumlah US $ 408 juta per tahun.  Padahal pada tahun 1990-an mencapai lebih dari US $ 500 juta per tahun.

Pada dewasa ini sekitar 90% produksi kopi Indonesia adalah kopi Robusta, sedangkan selebihnya adalah kopi Arabika, yang di pasaran  internasional terkenal sebagai kopi spesialti (specialty coffee), antara lain Java coffee (Jawa Timur), Mandheling dan Linthong coffee (Sumatera Utara), Gayo Mountain coffee (Aceh), Toraja atau Kalosi coffee (Sulawesi Selatan), dan Kintamani coffee (Bali).